Tantangan Berat Tahun 2030, Merealisasikan 2 Juta Unit Mobil Listrik di Indonesia (2024)

RisetTantangan Berat Tahun 2030,...

Iklan

Mobil listrik masih bersifat sebagai pelengkap, bukan sebagai kendaraan utama keluarga.

Oleh

YOHANES ADVENT KRISDAMARJATI

· 6 menit baca

Tantangan Berat Tahun 2030, Merealisasikan 2 Juta Unit Mobil Listrik di Indonesia (1)

Mobil listrik kian mendapatkan animo positif dari konsumen Indonesia sehingga permintaannya terus menunjukkan tren positif. Sayangnya, keandalan electric vehicle atau EV ini cenderung masih diragukan sehingga EV masih bersifat sebagai pelengkap, bukan sebagai kendaraan utama keluarga. Hal ini menjadi tantangan pemerintah dalam mencapai target 2 juta unit EV pada 2030 nanti.

Mobil listrik dikampanyekan sebagai kendaraan masa depan yang diidentik sebagai moda transportasi ramah lingkungan. Beberapa keunggulan EV yang terus digaungkan dalam berkompetisi dengan mobil bermesin konvensional, di antaranya biaya operasional yang rendah serta ongkos perawatan lebih murah. Mobil listrik juga diberi hak istimewa dibebaskan dari aturan ganjil genap, seperti halnya di Kota Jakarta.

Selain itu, pemerintah juga memberi stimulan untuk meningkatkan daya tarik mobil listrik di mata masyarakat. Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2023 tentang Perubahan Perpres No 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), pemerintah memberi insentif berupa keringanan pajak, antara lain pembebasan bea masuk impor, pajak atas penjualan barang mewah, dan pajak pertambahan nilai (Kompas,1/3/2024).

Beriringan dengan pemberlakuan berbagai skema insentif bagi industri dan konsumen mobil listrik, angka penjualan terpantau meningkat pada tahun 2023. Hal ini terlihat dari analisis dan intepretasi data yang disediakan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Selisih penjualan mobil listrik pada tahun 2022 dibanding tahun 2023 mencapai 65 persen. Kenaikan penjualan pada tahun 2023 itu bertepatan dengan pemberlakuan kebijakan stimulus kendaraan listrik yang dicanangkan pemerintah pusat.

Baca juga: Mobil Listrik Terus Berdatangan ke Indonesia

Tantangan Berat Tahun 2030, Merealisasikan 2 Juta Unit Mobil Listrik di Indonesia (2)

Meskipun angka pertumbuhannya terbilang cukup mengesankan, jumlah mobil yang terjual masih terpaut cukup jauh dengan target yang ditetapkan. Pemerintah Indonesia menargetkan 2 juta unit mobil listrik telah mengaspal pada tahun 2030 nanti.

Akumulasi EV yang terjual sejak tahun 2020 hingga April 2024 baru mencapai 35.943 unit. Angka tersebut merupakan akumulasi penjualan dari 15 jenama mobil yang menawarkan berbagai pilihan mobil listrik. Beberapa jenama yang capaiannya terbilang cukup tinggi adalah Wuling dengan 19.863 unit EV dan Hyundai yang membukukan penjualan hingga 10.671 unit EV.

Varian dari Wuling yang paling laris adalah Air EV Long Range dengan catatan penjualan mencapai 6.859 unit EV sejak diluncurkan pada Agustus 2022 hingga April 2024. sem*ntara itu, yang terlaris dari Hyundai adalah Ioniq 5 Signature Extended yang sudah terjual 8.245 unit sejak awal 2022.

Angka penjualan EV itu kian memperbesar share penggunaan mobil ramah lingkungan yang hingga kini tergolong masih sangat minim.

Pola pembelian mobil listrik

Secara umum, mobil listrik mulai meramaikan pasar otomotif Indonesia sejak tahun 2020. Kala itu, untuk pertama kalinya pihak agen tunggal pemegang merek (ATPM) memasarkan mobil listrik murni secara massal di Indonesia. Hyundai dengan Ioniq EV dan Kona membuka pasar mobil listrik secara umum di dalam negeri pada November 2020.

Pada tahun 2020 baru ada 120 unit mobil listrik yang mengaspal, kemudian bertambah sebanyak 685 unit pada tahun berikutnya. Lonjakan begitu terasa pada tahun 2022 dengan 10.327 mobil terjual dalam setahun. Angka itu terus meningkat lagi pada tahun 2023 dengan membukukan 17.062 unit EV diadopsi oleh masyarakat luas.

Meskipun tren secara umum meningkat, pada dasarnya penjualan mobil listrik itu berjalan sangat dinamis dan fluktuatif. Sebagai contoh, Wuling Air EV mencapai puncak penjualannya pada Desember 2022, terpaut empat bulan setelah diperkenalkan pada Agustus 2022. Setelah itu, penjualan turun cukup drastis meski masih ada penjualan setiap bulan.

Baca juga: Mobil Listrik Laris Manis di Awal 2024

Tantangan Berat Tahun 2030, Merealisasikan 2 Juta Unit Mobil Listrik di Indonesia (3)

Dinamisnya penjualan EV, terutama pada saat fase awal pemasaran produk Wuling Air EV, itu menunjukkan antusiasme masyarakat yang begitu tinggi untuk membeli mobil listrik. Hal ini juga terjadi pada Hyundai Ioniq 5 yang dirilis pada April 2022.

Menariknya, tren data penjualan Ioniq 5 membentuk tiga kali peningkatan penjualan yang cukup signifikan. Peningkatan pertama terjadi pada semester II-2022, setelah itu pejualan tertinggi kembali terjadi pada Mei 2023. Selanjutnya, permintaan kembali naik pada semester II-2023 dan puncaknya terjadi pada September tahun lalu. Apabila dikaitkan dengan kebijakan insentif dari pemerintah, bisa jadi ada kaitan dengan tren peningkatan penjualan tersebut.

Perbedaan pola penjualan dari kedua varian mobil listrik tersebut menyiratkan bahwa konsumen Air EV Long Range cenderung lebih responsif terhadap kehadiran produk yang ditawarkan Wuling. sem*ntara itu, konsumen Ioniq 5 tampak lebih terdistribusi dari segi waktu pembeliannya. Hal ini mengindikasikan bahwa respons konsumen Hyundai cenderung lebih stabil, tidak hanya terjadi pada sekali waktu.

Bauran mobil listrik

Respons positif masyarakat terhadap mobil listrik itu menyumbang peningkatan populasi kendaraan bertenaga baterai di Indonesia sehingga bauran mobil ramah lingkungan ini bertambah besar.

Pada tahun 2020, yakni pada fase awal mobil listrik diperkenalkan di Indonesia, angka baurannya hanya 0,03 persen dari seluruh populasi mobil konvensional berbahan bakar minyak. Proporsi ini terus bertambah besar sehingga pada tahun 2023 jumlah kendaraan EV mencapai 2,25 persen dari seluruh populasi kendaraan pada tahun bersangkutan. Peningkatan proporsi EV mengindikasikan bahwa masyarakat tertarik dan antusias untuk memiliki mobil ramah lingkungan tersebut.

Momen itu harus terus dipertahankan dan ditingkatkan sebab pada tahun 2024 ini ada potensi penjualan mobil listrik bisa melampaui capaian tahun sebelumnya. Indikasinya terlihat dari pembukuan penjualan pada Januari-April 2024 yang mencapai 7.749 unit EV. Apabila konsisten penjualannya, kemungkinan melebihi tahun lalu akan semakin besar.

Baca juga: Mobil Listrik Citroen dan BYD Siap Masuk Pasar Indonesia

Tantangan Berat Tahun 2030, Merealisasikan 2 Juta Unit Mobil Listrik di Indonesia (4)

Relatif tingginya penjualan EV pada awal tahun ini bisa jadi bersamaan dengan diperkenalkannya mobil terbaru, yakni Binguo dan Cloud dari jenama Wuling pada awal tahun. sem*ntara itu, penjualan dari Hyundai di awal 2024 masih sangat landai, sebab belum ada model baru yang ditawarkan kepada kosumen.

Pola berulang berupa lonjakan penjualan ketika mobil baru diluncurkan bisa jadi mencerminkan bahwa sebagian masyarakat masih menunggu keluaran mobil yang sesuai dengan minat, selera, dan kebutuhannya. Apalagi, mobil listrik umumnya bukan menjadi mobil utama, hanya sebagai pelengkap untuk bertransisi menggunakan mobil ramah lingkungan. Jadi, berbagai pertimbangan kemungkinan akan lebih kompleks lagi ketika konsumen akan membeli kendaraan EV itu.

Mobil listrik sebagai alternatif

Hingga saat ini, pandangan masyarakat terhadap mobil listrik masih banyak yang menempatkannya sebagai kendaraan kedua atau ketiga setelah mobil konvensional. Hal ini tecermin dari hasil survei lembaga PricewaterhouseCoopers atau PwC yang bertajuk ”Indonesia Electric Vehicle Consumer Survey 2023”.

Pada laporan tersebut terlihat 72 persen responden yang disurvei menyatakan bahwa mobil listrik dipandang sebagai kendaraan cadangan bagi mereka. Artinya, kendaraan roda empat bertenaga baterai belum diandalkan menjadi moda transportasi utama sehari-hari oleh mayoritas responden.

Baca juga: Mobil-mobil China yang Merajalela

Tantangan Berat Tahun 2030, Merealisasikan 2 Juta Unit Mobil Listrik di Indonesia (5)

Survei yang digelar di wilayah Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Depok, Semarang, Surabaya, dan Medan tersebut menguak pandangan masyarakat bahwa para responden mempertimbangkan waktu 3-5 tahun ke depan untuk membeli mobil listrik. sem*ntara itu, keraguan responden terhadap mobil listrik tecermin pada 45 persen responden yang menjawab akan membelinya entah kapan di masa mendatang dan masih jauh dari bayangan mereka.

Berkaca pada data penjualan mobil dari Gaikindo dan hasil survei PwC, tampaknya target 2 juta unit EV pada tahun 2030 masih terlampau tinggi untuk direalisasikan. Apalagi, jika rencana tersebut tidak disertai dengan kebijakan yang serius untuk menekan penggunaan mobil bermesin BBM dan mengupayakan produksi mobil listrik berharga terjangkau untuk semua kalangan masyarakat.

Hingga saat ini, umumnya mobil listrik dibandrol mulai dari harga Rp 200 jutaan hingga di atas Rp 1 miliar. Artinya, jika ingin bersaing dengan mobil konvensional, harus ada mobil listrik yang dijual pada rentang harga kelas low-cost green car (LCGC) di kisaran kurang dari Rp 200 juta. Apabila hal tersebut belum terwujud, kalangan yang dapat mengakses mobil listrik itu hanya terbatas pada marsyarakat berpendapatan tinggi. (LITBANG KOMPAS)

Editor:

BUDIAWAN SIDIK ARIFIANTO

Bagikan

mobil listrik kendaraan listrik electric vehicle kendaraan ramah lingkungan kblbb mobil listrik baterei

Tantangan Berat Tahun 2030, Merealisasikan 2 Juta Unit Mobil Listrik di Indonesia (2024)

References

Top Articles
Latest Posts
Article information

Author: Msgr. Benton Quitzon

Last Updated:

Views: 5885

Rating: 4.2 / 5 (43 voted)

Reviews: 90% of readers found this page helpful

Author information

Name: Msgr. Benton Quitzon

Birthday: 2001-08-13

Address: 96487 Kris Cliff, Teresiafurt, WI 95201

Phone: +9418513585781

Job: Senior Designer

Hobby: Calligraphy, Rowing, Vacation, Geocaching, Web surfing, Electronics, Electronics

Introduction: My name is Msgr. Benton Quitzon, I am a comfortable, charming, thankful, happy, adventurous, handsome, precious person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.